Kurangi Penerbitan Utang Rupiah, Pemerintah Tebar Jaring Valas
Jakarta: Pemerintah melalui
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan akan mengurangi penerbitan
Surat Berharga Negara (SBN) berdominasi rupiah.
Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, Robert Pakpahan, mengatakan hal ini
karena jika banyak rupiah yang diterbitkan maka ditakutkan likuiditasnya tidak
kuat karena akan tersedot ke pemerintah.
"Jadi private enggak kebagian, sehingga kurang gairah karena datanya enggak ada, jadi itu kita hitung-hitung semua," kata Robert di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015).
"Jadi private enggak kebagian, sehingga kurang gairah karena datanya enggak ada, jadi itu kita hitung-hitung semua," kata Robert di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015).
Untuk itu, porsi untuk penerbitan dalam valas akan ditambahkan dengan
pertimbangan melihat kondisi likuiditas domestik sehingga perlu dijajakan agar
bisa menjadi multilateral financing.
"Fleksibel saja 80-20 persen kita lihat sikon saja kalau domestik tidak bisa serap kita akan alihkan," ucap Robert.
Dengan penerbitan utang valas, tentunya akan membantu menambah cadangan valas, dan mengurangi volatilitas.
"Global sukuk dan Euro bond perpeluang untuk ditambah, kalau apparted dari asing dan kalau timing-nya tepat harusnya tidak masalah. Kalau 2014 demand lima kali sampai tujuh kali," tukas dia.
"Fleksibel saja 80-20 persen kita lihat sikon saja kalau domestik tidak bisa serap kita akan alihkan," ucap Robert.
Dengan penerbitan utang valas, tentunya akan membantu menambah cadangan valas, dan mengurangi volatilitas.
"Global sukuk dan Euro bond perpeluang untuk ditambah, kalau apparted dari asing dan kalau timing-nya tepat harusnya tidak masalah. Kalau 2014 demand lima kali sampai tujuh kali," tukas dia.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar